SIAK (RIAUPOS.CO) - Permainan gasing masuk dalam olahraga tradisional dan Pemkab Siak berusaha melestarikan gasing ini dengan cara menggelar iven nasional.
Tak hanya sekedar menggelar iven nasional, dikatakan Bupati Alfedri, pihaknya juga akan membangun gelanggang gasing bertaraf nasional bahkan internasional. Hal ini penting sebagai langkah pelestarian.
Ke depan di Kabupaten Siak ini, akan ada kampung gasing, selain perajin, pemain ada juga beragam koleksi gasing dan bisa berlatih di Kampung Gasing ini.
“Kami tak ingin setengah setengah, kami ingin gasing tak hanya sekedar olahraga tradisional, tapi juga menjadi wisata edukasi dan bila perlu ada pelajaran muatan lokal di sekolah tentang gasing,” terang Bupati Alfedri.
Semangat itu mendapat dukungan penuh dari banyak pihak, terutama para tamu yang hadir dalam pembukaan iven gasing bertajuk Festival Gasing ke-3 Siak yang digelar di Lapangan Simpang Kwalian pada Jumat (29/9) malam.
Hadir pada kesempatan itu, Wabup Husni Merza, sejumlah kepala OPD, dan tamu undangan, termasuk bintang tamu Jasmenggo, yang khas dengan lagu lagu Melayu dan Malaysia 90-an.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Siak Tekad Perbatas Setia Dewa mengatakan gelaran festival gasing ini , bertujuan untuk melestarikan olahraga tradisional agar tidak punah. Sekaligus sarana promosi pariwisata dan muatan lokal, termasuk juga motivasi masyarakat terutama generasi muda untuk menumbuhkan minat dan belajar memainkan dan melestarikan budaya.
Pada Festival Gasing Siak ini, ada dua jenis gasing yang diperlombakan, gasing jantung dengan jumlah peserta 135 orang dari 27 tim yang berasal dari Kabupaten Rokan Hulu, Kota Pekanbaru, Indragiri Hilir, Meranti, Bengkalis, Kota Dumai, Siak, Provinsi Kepulauan Riau dan Provinsi Bangka Belitung.
Selain gasing jantung, juga diperlombakan gasing piring dengan jumlah peserta 352 orang dari 44 tim dan dan berasal dari kabupaten Kota di Provinsi Riau.
Sementara Ketua PB Persatuan Gasing Seluruh Indonesia (Pergasi) Agus MD mengatakan bangga bisa hadir di Siak. Agus sebagai maestro gasing, menginginkan gasing berkembang di Siak.
“Jika Bangka Belitung ibu kandung gasing, saya berharap di Siak gasing berkembang dengan baik, dan menjadi pelajaran muatan lokal di sekolah,” harapnya.
Dia berhasil membawa gasing sampai mendunia, dia ingin gasing dikenal tak sekedar olahraga tradisional, namun lebih jauh, ada sejarah yang mesti diketahui, sehingga gasing lahir dan menjadi permainan tradisional.(mng)